Setiap menghadapi obstacle, tiap atlet downhill punya teknik sendiri-sendiri untuk melewatinya. “Teknik melewati obstacle ini membutuhkan posisi tubuh yang tepat, dan karena itu, harus dilatih dengan benar,” buka Muhammad Abdul Hakim atau lebih akrab disapa Jambol, atlet downhill dengan beberapa prestasi bersinar, baik di kejuaraan nasional Downhill, maupun Kejuaraan Asia MTB Series.
Lebih lanjut jika berbicara posisi tubuh yang benar, Jambol mengatakan hal ini terkait dengan obstacle yang dihadapi dan teknik yang digunakan. Seperti beberapa contoh berikut ini:
Turunan
Ketika menghadapi obstacle berupa turunan, maka posisi badan harus sedikit digeser ke belakang, untuk menjaga keseimbangan roda depan dan belakang, selain memindahkan distribusi berat lebih ke belakang. “Ini penting dilakukan agar terhindar dari risiko terjungkal ke depan,” tutur Jambol.
Rock Garden
Hampir sama ketika melewati rock garden. Posisi badan juga agak digeser ke belakang, tapi sedikit membungkuk untuk keseimbangan. “Badan harus rileks untuk mendapatkan fleksibilitas atau kelenturan saat roda melewati bebatuan terjal. Untuk itu, tangan juga harus kuat, tapi lentur. Seperti sokbreker,” kata Jambol.
Jalur Flat
Beda ketika melewati jalur datar atau flat yang perlu dilibas dengan teknik pedaling, atau mengayuh sepeda sekencang mungkin. “Pada posisi seperti ini, badan harus membungkuk ke depan. Tujuannya untuk mendapatkan efek aerodinamis. Melaju kencang dengan hambatan angin sesedikit mungkin, selain untuk mendapatkan ritme pedaling yang enak,” jelas Jambol.
Cornering
Melibas tikungan dengan cepat, butuh posisi badan agak membungkuk ke depan dan sedikit miring mengikuti arah tikungan. “Kalau ada berem, maka posisi pedal usahakan sejajar. Tapi kalau gak ada berem, jika tikungan ke kiri, maka pedal kiri harus ada di atas untuk keseimbangan. Begitu pula sebaliknya,” terang Jambol. (BM)