Trek Balap BMX Di Indonesia Kurang Teknikal?

Trek Balap BMX Di Indonesia Kurang Teknikal?

Home » Stories » Trek Balap BMX Di Indonesia Kurang Teknikal?
Boyo Maladi | 06 January 2021

Mengenali karakter trek sangat berpengaruh terhadap hasil akhir lomba balap BMX. Sebab dengan mengenal karakter trek yang akan digunakan lomba, seorang atlet dapat mempersiapkan diri lebih baik lagi. Terutama jika bertanding ke luar negeri.

“Yang jadi masalah karakter trek di Indonesia beda dengan luar negeri, sehingga secara tidak langsung merugikan kita yang tidak terbiasa,” buka Rio Akbar, atlet BMX berprestasi asal Bandung yang tergabung dalam 76Rider BMX Squad, dan sekarang ini masuk Pelatnas di Jogja untuk persiapan menghadapi Olimpiade Tokyo 2021 untuk cabor balap sepeda BMX.

Lebih lanjut Rio menjelaskan kepada 76Rider, karakter trek di luar negeri lebih high speed, dengan tanahnya yang lebih rata dan padat, serta punya obstacle ekstrem.

“Kalau saya bandingkan, trek paling high speed di Indonesia seperti di Banyuwangi bisa dilibas maksimal 50 km/jam. Sementara di trek yang ada di Olympic Training Centre Papendal, Belanda, saya pernah ukur pakai speedometer, maksimal speed bisa sampai 65 – 70 km/jam,” kisah Rio sambil menambahkan, seorang atlet balap sepeda BMX selalu melihat maksimal speed yang bisa diraihnya, untuk mengukur sudah cukup kencangkah dia melaju, dan bagaimana feeling-nya sebelum take off.

Nah, dengan perbedaan karakter trek seperti ini, tentu sangat merugikan pembalap yang tidak terbiasa dengan trek tersebut. “Apalagi pembalap yang tidak pernah bertanding ke luar negeri” kata Rio.

Bagaimana dengan karakter trek di Tanah Air? Rio menjelaskan, trek BMX di sini punya karakter pedaling, yang menuntut kondisi fisik atlet. “Jadi bisa dibilang, secara fisik atlet kita lebih kuat. Tapi secara teknik kita kurang. Kalau diadu di luar negeri, biasanya atlet kita merasa enggak capek, tapi tertinggal…” simpul Rio.

Lalu, apakah perbedaan karakter trek ini sudah pernah disampaikan kepada komite olahraga atau lembaga lain yang punya kewenangan?

Rio mengatakan, hal ini sudah pernah disampaikan ke pengurus, agar dibuatkan trek yang lebih teknikal. “Ya mungkin butuh proses, meskipun sebetulnya sudah mulai ada perubahan. Trek kita sekarang, saya lihat, sudah mulai nge-flow. Juga jalur Women Elite dan Men Elite sudah mulai dipisahkan,” lanjut Rio.

Satu hal lagi disampaikan Rio sebelum mengakhiri pembicaraan dengan 76Rider. “Trek kita juga belum bisa dibilang masuk kategori BMX Supercross yang punya ciri ketinggian starting hill 8 meter, sementara di kita masih 5-6 meter…” tutup Rio. (BM)



MORE STORIES