Khoiful Mukhib adalah salah satu atlet terbaik Indonesia untuk cabang olahraga Downhill hingga saat ini. Raihan terbaiknya adalah medali emas untuk kelas Men Elite di Asian Games VIII 2018 yang digelar di Subang, Jawa Barat pada 19-20 Agustus 2018.
Bagi Mukhib sendiri, ia tidak pernah menyangka bisa meraih medali emas di kelas bergengsi pada kejuaraan multi-event tingkat Asia di bawah Olimpiade tersebut.
“Sebab saya sendiri enggak menyangka akhirnya meniti karier di kejuaraan downhill. Awalnya saya cuma ikut-ikutan saja,” buka Mukhib pada 76Rider.
Lebih lanjut Mukhib pun mengisahkan awal keikutsertaannya di kejuaraan downhill. Ia mengaku awalnya cuma senang sepeda.
“Kebetulan, ada teman yang punya kakak pembalap BMX cross. Kebetulan di Jepara sini kan banyak banget atlet BMX cross,” ungkap pria kelahiran Jepara tersebut.
Karena terpengaruh lingkungannya itulah, Mukhib yang saat itu masih berumur 10 tahun dan duduk di bangku Sekolah Dasar sering nonton BMX cross yang waktu itu hampir tiap minggu digelar di Jepara.
Semakin termotivasi setelah naik kelas 6, Mukhib dibelikan sepeda BMX cross kualitas KW. “Dikatakan KW karena rangkanya belum aluminium,” senyum Mukhib.
Tahun 2002 pun, Mukhib mulai sering mengikuti balap di kelas Youth. Ia pun jatuh bangun dan belum pernah dapat juara.
“Sempat naik ke kelas Junior, malah jatuh dan handlebar sepeda patah,” ngakak Mukhib yang terus berlatih hingga pelan tapi pasti mulai mengukir prestasi di event BMX cross lokal.
“Mulai tahun 2007, saya minimal bisa masuk 5 besar. Itu juga karena saya sudah ganti naik “BMX DB” atau Diamond Back yang sudah berbahan aluminium. Jadi makin giat latihan dan sering masuk 3 besar dan bahkan juara 1,” bangga Mukhib.
Dari sinilah prestasi Mukhib mulai bersinar. Di akhir tahun 2007, ia ikut BMX ASEAN Championship di Velodrome - Malang dan meraih juara 2.
“Setelah itu, saya dapat tiket ikut Pelatnas Junior untuk persiapan BMX Asian Championship di UNESA Surabaya. Waktu itu saya mewakili Indonesia, bukan tim lagi seperti waktu ikut BMX ASEAN Championship di Velodrome – Malang,” tukasnya.
Sampai akhirnya tahun 2009, Mukhib pun mendapat tawaran untuk bergabung dengan tim downhill yang bernama 76Team, sebelum berubah nama menjadi 76Rider sampai sekarang.
“Waktu itu saya putuskan pindah ke downhill karena dibiayai tim dan mendapat banyak fasilitas dan support. Lebih enaklah karena hadiah juga lebih besar,” senyum Mukhib.
Di bawah naungan 76Team, Mukhib pun mendapat pelatihan rutin yang lebih tertata dan profesional di beberapa trek downhill seperti Salip Putih Salatiga, dan Trek Kajar Kudus.
Dan tahun 2010, Mukhib pun mulai mengikuti event downhill yakni UKDI yang sekarang bernama IDH atau Indonesia Downhill.
“Waktu itu saya berlaga di kelas Men’s Sport yang dibuka untuk rider penghobi yang pertama kali ikut kejuaraan downhill dengan batasan umur di atas 19 tahun,” kata Mukhib.
Menariknya, saat itu Mukhib belum bisa lepas sepenuhnya dari BMX cross. Karena itu di sela-sela kompetisi downhill, ia masih sering ikut BMX cross.
“Lucunya saya masih sering menang di BMX cross. Tapi kemudian saya harus memilih supaya fokus dan lebih profesional,” ujarnya.
Dari situlah Mukhib akhirnya memilih meniti karier sebagai atlet downhill, yang secara tidak langsung memberinya bonus ekstra diangkat menjadi PNS oleh Presiden Jokowi.
“Ya karena berhasil merebut medali emas di Asian Games VIII 2018 itu,” kata Mukhib yang mengaku raihan itu sebagai kenangan yang paling indah.
“Bayangkan, sebelumnya saya belum pernah tembus 3 besar di event Asia. Apalagi waktu itu, istri saya mengandung,” pungkas Mukhib.
Berikut ini beberapa prestasi mentereng Mukhib selama perjalanan kariernya sebagai atlet profesional downhill.
