Kontroversi Knalpot Bawah Di Supermoto

Kontroversi Knalpot Bawah Di Supermoto

Home » Stories » Kontroversi Knalpot Bawah Di Supermoto
Boyo Maladi | 20 December 2021

Pasal 34 Peraturan Teknik Supermoto akhirnya dirilis tahun 2020 lalu oleh Ikatan Motor Indonesia (IMI) yang mengatur pemakaian knalpot untuk kelas yang dilombakan (SM1 hingga SM6). Aturan tersebut membebaskan penggunaan knalpot selama tetap ada silencer dan alur knalpot sesuai aslinya.

Nah, pemakaian knalpot di balap supermoto sempat menjadi kontroversi, tepatnya pada perhelatan Trial Game Asphalt 2019 lalu.

Saat itu, motor pacuan Tommy Salim menggunakan knalpot dengan alur ke bawah. Bukan ke atas seperti lazimnya motor yang dipakai di supermoto.

"Waktu itu kita kebetulan bikin mesin di Mletis, Jogja," buka Tommy Salim yang pernah berjaya sebagai juara pertama di Asia Cup of Road Racing Championship 2011 - China dan menduduki posisi ke-4 di ajang Suzuka 4-hour Endurance 2018 - Jepang 

Nah, pada saat itu tim mekanik melakukan dyno test untuk mengetahui power mesin. 

"Ternyata setelah dicoba dengan pakai knalpot alur bawah, power jadi jauh lebih tinggi dibanding alur atas," kata Tommy.

Dan karena saat itu belum ada regulasi teknis dari IMI yang mengatur soal knalpot, maka memasuki Putaran 2 Trial Game Asphalt 2019, knalpot akhirnya dicoba. 

Menurut Tommy, yang kini tergabung dalam 76Rider Supermoto Squad hasilnya sangat luar biasa. 

"Waktu itu saya bisa juara 1 dengan gap cukup jauh di depan, hingga sekitar 5 detik," sergah Tommy sambil menambahkan, catatan waktu yang dibuatnya di kelas 250cc itu hampir menyamai kelas FFA (Free For All).

Memasuki putaran 3 berikutnya di Jogja, knalpot alur bawah kembali dipakai. Menurut Tommy, saat briefing sebenarnya sudah ada peserta yang keberatan kalau di balap supermoto  diperbolehkan menggunakan knalpot alur bawah.

"Tapi karena di regulasi tidak dicantumkan masalah ini, jadi protes itu tidak diterima. Lagi pula, saat itu event sudah berjalan," kenangnya.

Meskipun demikian, memasuki putaran ke-5 yang merupakan putaran terakhir, akhirnya disepakati bersama untuk memakai knalpot alur atas sesuai bawaan pabrik. 

Menurut Tommy, knalpot dengan alur bawah memang cukup signifikan dalam meningkatkan tenaga motor. 

"Sebab jika dilihat dari konstruksinya, alur bawah ini lebih los. Tidak terlalu banyak lekukan seperti knalpot alur atas. Karena itu, tenaga yang dihasilkan mesin, bisa tersembur keluar lebih cepat dan langsung, tanpa terlalu banyak hambatan lekukan.  Saya pikir ini yang menyebabkan power bisa lebih gede," pungkas Tommy. (BM)



MORE STORIES