Aneh! Sirkuit BMX Desa Sukodono Justru Lebih Diminati Ketimbang Sirkuit BMX GOR GBK Berstandar Internasional

Aneh! Sirkuit BMX Desa Sukodono Justru Lebih Diminati Ketimbang Sirkuit BMX GOR GBK Berstandar Internasional

Home » Stories » Aneh! Sirkuit BMX Desa Sukodono Justru Lebih Diminati Ketimbang Sirkuit BMX GOR GBK Berstandar Internasional
Boyo Maladi | 15 March 2024

Sebagai daerah penghasil atlet nasional olahraga bersepeda, Jepara mempunya 2 sirkuit BMX Cross atau BMX Race, yakni sirkuit BMX GOR GBK (Gelora Bumi Kartini) dan sirkuit Bakalan Mewah Sukodono.

Jika dibandingkan keduanya, sirkuit BMX di GOR GBK yang dipakai menggelar Porprov Jateng tahun 2023 kemarin jauh lebih representatif karena sudah berstandar internasional.

Bisa dilihat dari tinggi gate start yang mencapai 7-8 meter, panjang lintasan 400 meter dengan obstacle seperti rhytm section, double jump (pro section) yang secara spesifikasi telah memenuhi persyaratan internasional.

Meskipun demikian, secara popularitas, sirkuit BMX di GOR GBK ini justru kalah dari sirkuit BMX Bakalan Mewah Sukodono yang ada di Dusun Bakalan, Desa Sukodono.

Sirkuit BMX Bakalan Mewah Sukodono ini dibangun oleh swadaya masyarakat desa setempat, dan telah memenuhi standar nasional, dengan panjang lintasan 300 meter.

Fasilitas lumayan mencukupi dan sangat terawat. Menariknya, semua perawatan dan perbaikan sirkuit ini dilakukan oleh komunitas sepeda dan atlet yang banyak tinggal dekat situ.

“Ini hebatnya Sirkuit BMX Sukodono. Karena mudah diakses dan dekat dengan kebanyakan komunitas dan atlet yang rata-rata berasal dari Desa Sukodono, Kecamatan Taunan,” ungkap Khoiful Mukhib, atlet nasional Downhill yang juga berasal dari Jepara.

Menurut Mukhib, ini yang membuat Sirkuit BMX Sukodono lebih sering dipakai latihan ketimbang sirkuit GBK.

“Kalau diukur jaraknya, dari rumah ke sirkuit BMX Sukodono itu hanya sekitar 3-5 km saja. Sementara dari Sukodono ke sirkuit BMX GOR GBK bisa lebih dari 10 km,” info Mukhib.

Sudah lokasinya jauh, sirkuit BMX GOR GBK ini ada pinggir laut sehingga anginnya sangat kencang. “Faktor alam ini juga kurang disukai rider,” lanjut Mukhib.

Karena sirkuit BMX Sukodono lebih rame, maka akhirnya kejuaraan nasional BMX pun juga digelar di situ.

“Ya karena lebih rame peserta dan penonton. Itukan yang dimaui sponsor,” kata Mukhib. “Lha wong orang sini haus hiburan. Terbukti kalau ada event, pengelolaan parkir saja bisa tembus Rp17 jutaan.” 

Itulah kenapa pada perkembangannya, sirkuit BMX Sukodono ini menjadi aset desa dengan status tanah bengkoknya, dan terus dikembangkan.

Sekarang ini di sebelah sirkuit BMX Sukodono ada lapangan basket yang baru dibangun. Dan sedikit agak jauh, kurang lebih 50 meter sudah lebih dulu ada lapangan sepak bola.

“Infonya, ke depan sirkuit BMX Sukodono ini akan berkembang menjadi GOR juga,” tutur Mukhib. 



MORE STORIES